Mengenal Jojorong, Makanan Tradisional Pandeglang yang Wajib Dicoba

Di tengah banyak nya kuliner modern dan makanan cepat saji, cita rasa tradisional sering kali terlupakan. Padahal, di balik kesederhanaannya, makanan-makanan tradisional menyimpan kekayaan budaya yang tak ternilai. Salah satunya adalah Jojorong, sebagian besar orang mungkin belum mengenal Jojorong, Jojorong merupakan salah satu makanan tradisional khas Banten, dari daerah Pandeglang.

Dikutip dari jurnal yang berjudul “Penguat Bisnis Produk Makanan Tradisional, Jojorong Berbasis Social Media Marketing di Kabupaten Serang” karya Bambang Aryanto dkk. Jojorong berbetuk sederhana, dibuat dari campuran tepung beras, tepung sagu, santan, dengan isian lelehan gula aren yang manis kemudian dibungkus daun pisang dalam bentuk segitiga atau persegi kecil yang tiap ujungnya di tusuk menggunakan lidi.

Meskipun terlihat biasa, Jojorong mempunyai cita rasa yang unik dan memiliki nilai budaya yang mendalam. Jojorong menyajikan perpaduan gurih dan manis: kelembutan dari tepung dan santan berpadu dengan sentuhan manis gula merah. Sajian ini biasa hadir dalam tradisi keagamaan dan upacara keluarga di Pandeglang khususnya, menggambarkan rasa syukur dan kebersamaan.

Proses pembuatannya pun masih sangat tradisional, sebagian besar masih dilakukan secara manual oleh ibu-ibu di kampung, tanpa bahan pengawet dan menggunakan api kayu bakar untuk mempertahankan aroma khasnya.

Menurut jurnal yang berjudul “Leksikon Kuliner Tradisional Masyarakat Kabupaten Pandeglang” karya Odien Rosidin dkk. menyebutkan bahwa Jojorong ini bukan hanya sekedar makanan melainkan bagian dari warisan budaya Pandeglang. Jojorong juga memiliki filosofi tersendiri. Lapisan putih yang lembut melambangkan kesederhanaan dan kesucian, sementara isian gula merah cair yang manis di tengah menggambarkan kehangatan hati dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Daun pisang sebagai pembungkus menambah kesan alami, sekaligus menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan karena mudah terurai.

Jojorong sudah menjadi hal yang biasa untuk disantap sebagai camilan pagi atau sore hari, serta saat berkumpul bersama keluarga. Rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut menjadikannya pilihan populer bagi masyarakat lokal. Menikmati jojorong berarti ikut menjaga tradisi kuliner Indonesia agar tetap hidup di tengah arus globalisasi. Dengan menjaganya, kita turut memberi ruang bagi makanan tradisional untuk terus tumbuh dan beradaptasi di era modern dan tidak punah ditelan zaman.

Penulis: Mg_Nabil
Editor: Frida

Post Comment