Luka di Singgasana Hukum

Di atas lembaran yang lusuh
Bersemayam janji berbalut debu
Bukan usang karena waktu
Namun, terbelah oleh tangan tak tahu malu.

Dulu hukum bagai cahaya
Kini redup nyaris tak tersisa
Timbangan suci kini ternoda
Dihempas angin tanpa rasa.

Bukan angin adil yang berhembus
Melainkan nafsu dan keserakahan
Matanya terbuka namun tak tulus
Hanya melihat angka, bukan kemanusiaan.

Sidang Palung sunyi dan beku
Tempat nurani terkubur di dalam
Bukan tiada bukti yang membisu
Namun, kebenaran tak lagi didengar.

Besi jeruji dulunya pelindung
Kini, mencengkeram keadilan yang lemah
Bukan kriminal yang terkurung
Namun, kebenaran yang dibungkam marah.

Air mata jatuh bukan karena bersalah
Melainkan perih dikhianati harapan
Satu demi satu hati nurani pun kalah
Tersapu arus tipu dan sandiwara kelam.

Wahai hukum, tidakkah Anda merasa?
Luka menganga di tubuh bangsa
Setiap pasal, setiap kata
Berteriak sunyi di kegelapan yang merata.

Kapan kau bangkit dari tidurmu?
Mengangkat panji keadilan yang suci
Tanpamu negeri tak tentu arah tuju
Terombang-ambing di tengah krisis hati nurani.

Kekuatan menindas, yang lemah merana
Hidup dalam rimba hukum yang gila
Pulanglah, hukum ke singgasana
Agar damai kembali memeluk alam semesta.

Penulis : Mg_Delis
Penyunting : Ayunda

Post Comment