Hari Kebaya Nasional: Jejak Budaya yang Terus Bergerak
Kebaya adalah kata yang tidak asing bagi siapa pun di Indonesia. Di balik kebaya, tersimpan sejarah panjang tentang perempuan, identitas, dan perubahan zaman. Tepat pada 24 Juli, Indonesia memperingati Hari Kebaya Nasional, sebuah bentuk penghormatan pada busana yang telah melewati berbagai babak dalam perjalanan budaya bangsa.
Secara etimologis, istilah “kebaya” diyakini berasal dari bahasa Arab kaba, yang berarti pakaian. Pengaruh Portugis juga tercatat dalam sejarah, dibawa melalui interaksi dagang di abad ke-15. Dari sana, kebaya berkembang menjadi bagian dari busana perempuan di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Pada masa kolonial Belanda, kebaya dikenakan oleh berbagai kalangan, termasuk perempuan Eropa yang tinggal di Hindia Belanda. Menurut Jurnal “Kebaya Kontemporer Sebagai Pengikat Antara Tradisi dan Gaya Hidup Masa Kini”, karya Fita Fitria, kebaya dibuat dari bahan mori atau sutera dan dikenakan sebagai pakaian harian maupun resmi.
Namun, masa pendudukan Jepang membawa perubahan drastis. Kebaya sempat kehilangan pamor karena dikaitkan dengan pakaian tahanan. Fungsinya sebagai simbol kultural ikut memudar.
Setelah kemerdekaan, kebaya bangkit kembali. Ia menjadi simbol nasionalisme dan tampil dalam berbagai acara kenegaraan. Identitas perempuan Indonesia kembali terwakili lewat busana ini.
Transformasi kebaya tak berhenti. Dikutip dari jurnal “Perkembangan Kebaya Kontemporer Sebagai Transpormasi Budaya”, karya Talitha Nagata, mencatat bahwa perubahan desain kebaya sejak awal abad ke-20. Modernisasi memengaruhi bentuk siluet, ornamen, jenis kain, hingga cara memakainya.
Setelah 1946, kebaya makin membumi. Tidak lagi terbatas pada kelas sosial tertentu, melainkan jadi pilihan lintas kalangan. Namun, pada 1980-an, kebaya sempat meredup akibat arus budaya barat yang semakin kuat.
Kebaya kembali populer di era 2000-an. Inovasi desain membuatnya lebih fleksibel, mudah dipadukan, dan menarik minat generasi muda. Kini, kebaya tak lagi eksklusif untuk acara formal atau wanita dewasa.
Hari Kebaya Nasional tak hanya soal busana tradisional. Ia adalah pengingat bahwa budaya bisa terus bergerak, menyesuaikan zaman, tanpa kehilangan akarnya.
Penulis: Mg_Mu’adzah
Editor: Indah
Post Comment