Kenali Skoliosis: Kelainan Tulang Belakang yang Sering Tak Disadari

Pernah tidak sih SiGMAnia, kamu merasa cepat pegal saat duduk lama? Atau sering melihat teman yang postur tubuhnya tampak miring sebelah saat berdiri? Bisa jadi itu bukan cuma soal kebiasaan duduk yang salah, tapi gejala awal dari kelainan tulang belakang yang disebut skoliosis.

Mungkin terdengar sepele yah, namun skoliosis kondisi yang bisa terjadi pada siapa saja loh SiGMAnia, terutama di usia remaja saat tubuh sedang tumbuh pesat. Banyak orang tidak sadar bahwa beberapa kebiasaan kecil sehari-hari, seperti cara duduk, posisi tidur, hingga cara membawa tas, ternyata bisa ikut mempengaruhi kesehatan tulang belakang kita.

Nah, biar kita bisa lebih aware dan mencegah sejak dini, yuk simak penjelasan lengkapnya SiGMAnia!

Menurut jurnal “Deteksi Dini dan Edukasi Mengenai Peran Fisioterapi pada Scoliosis di Poli Rehab Medik RSUD Salatiga”, karya Alifah Athiyaturrofi dkk, Skoliosis merupakan salah satu kelainan pada tulang belakang yang dapat dialami oleh berbagai usia. Kondisi ini ditandai dengan melengkungnya tulang belakang secara tidak normal, hingga membentuk huruf ‘C’ atau ‘S’ dengan derajat kelengkungan yang bervariasi. Tulang belakang baru disebut mengalami skoliosis jika sudut kelengkungannya melebihi 10 derajat.

Menurut Dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine, ada beberapa penyebab utama skoliosis, di antaranya:

1. Faktor Genetik

Jika ada anggota keluarga yang mengalami scoliosis, risiko kita mengalaminya juga meningkat.

2. Faktor Melanin

Kadar melanin tertentu dalam tubuh diyakini memengaruhi metabolisme tulang dan jaringan, meski masih butuh riset lebih lanjut.

3. Pertumbuhan Tidak Seimbang

Pada masa remaja, pertumbuhan tulang yang tidak proporsional bisa membuat tulang belakang melengkung.

4. Postur Tubuh yang Buruk

Duduk, berdiri, atau tidur dengan posisi yang salah dalam waktu lama bisa mengganggu struktur tulang belakang.

5. Kelainan Bawaan (Kongenital)

Beberapa bayi terlahir dengan bentuk tulang belakang yang tidak sempurna, sehingga berisiko mengalami kelengkungan sejak dini.

6. Gangguan pada Saraf dan Otot

Penyakit seperti cerebral palsy atau distrofi otot dapat melemahkan otot penyangga tulang belakang.

7. Cedera atau Infeksi

Trauma fisik atau infeksi pada tulang belakang bisa mengubah bentuknya dan memicu skoliosis.

8. Mengangkat Beban Tidak Seimbang

Membawa tas selempang hanya di satu sisi tubuh atau menenteng beban berat di satu tangan bisa menyebabkan tekanan tidak merata pada tulang belakang.

Nah SiGMAnia, beberapa kebiasaan sehari-hari ini sering dikaitkan sebagai penyebab skoliosis, seperti sering memakai tas selempang pada satu sisi tubuh, tidur dengan posisi miring yang tidak berganti-ganti, duduk membungkuk, atau membawa beban berat hanya di satu tangan.

Meskipun kebiasaan tersebut tidak secara langsung menyebabkan skoliosis struktural, namun dapat mempengaruhi keseimbangan otot dan postur tubuh, terutama jika dilakukan terus menerus dalam jangka panjang. Postur tubuh yang buruk bisa memperburuk kelengkungan tulang belakang yang sudah ada atau menyebabkan rasa nyeri dan ketegangan otot.

Oleh karena itu, penting untuk kita dalam menjaga kebiasaan postur tubuh yang baik, seperti mengganti posisi tidur secara berkala, menggunakan tas ransel dua tali, dan berdiri atau duduk tegak untuk menjaga kesehatan tulang belakang.

Penulis: Mg_Anisa

Editor: Frida

Post Comment