Bayang-Bayang Perang Dunia III: Ancaman Nyata di Balik Konflik Global
Dunia kembali disambut dengan ketegangan geopolitik yang semakin mencekam. Isu Perang Dunia III kembali diperbincangkan sebagai ancaman nyata di tahun 2025. Konflik yang terjadi di Ukraina, Taiwan, Timur Tengah, hingga Laut China Selatan bukan sekadar persaingan geopolitik biasa, melainkan cerminan dari kegagalan kolektif dalam menyelesaikan krisis melalui jalur damai. Lalu, akankah perang global benar-benar terjadi kembali?
Menurut laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), jumlah konflik bersenjata aktif terus meningkat dalam dekade terakhir. Selain itu, perbelanjaan militer global mencapai rekor tertinggi pada 2024, yang menunjukkan bahwa banyak negara lebih memilih memperkuat persenjataan daripada diplomasi. Upaya penyelesaian damai sering kali tersingkir di tengah kepentingan ekonomi dan aliansi politik yang kompleks. Negara-negara seperti Indonesia dan kawasan Asia Tenggara pun tidak lagi bisa bersikap pasif, sebab dampak domino dari konflik antarblok sangat mungkin menjalar hingga kawasan ini.
Salah satu akar masalahnya adalah minimnya akuntabilitas dan komitmen serius dari para pemimpin dunia terhadap perdamaian. Retorika diplomatik kerap tidak dibarengi aksi nyata, dan perjanjian internasional terlalu sering dilanggar atau diabaikan. Ketika kekuasaan dan dominasi menjadi tujuan utama, maka stabilitas global pun menjadi taruhannya.
Ketegangan yang terus membara, khususnya di wilayah seperti Laut China Selatan, bukan hanya mengancam keamanan regional, akan tetapi bisa menimbulkan risiko besar terhadap stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Konflik berkepanjangan juga berakibat pada jutaan orang kehilangan tempat tinggal, menghadapi krisis pangan, air bersih, dan kesehatan. Menurut data United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), pada pertengahan 2024 lebih dari 110 juta orang di seluruh dunia terpaksa mengungsi akibat konflik dan kekerasan.
Krisis ini bukan hanya soal politik dan militer, tapi soal masa depan umat manusia. Jika konflik-konflik global ini terus dibiarkan tanpa penyelesaian yang adil dan berkelanjutan, maka bukan hanya negara yang akan hancur, tetapi juga nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini dijunjung tinggi. Dunia harus memilih, membangun jembatan perdamaian atau terus memperlebar jurang perpecahan.
Penulis: Mg_Nurhasanah
Editor: Indah
Post Comment