Bandung Lautan Api: Peristiwa Hangusnya Kota Bandung

Merdeka menjadi hal membahagiakan untuk warga negara, banyak hal yang dipertimbangkan dan juga yang dikorbankan, begitu juga dengan Indonesia. Pada saat Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan masyarakat Indonesia tidak berhenti sampai disini.

Dikutip dari buku “Bandung Lautan Api” Karya Djajusman 1975 menjelaskan, Bandung pada tanggal 23 Maret 1946 mengalami peristiwa besar. Peristiwa besar tersebut adalah kebakaran di Bandung, 200.000 warganya membakar dan meninggalkan rumah nya sendiri.

Istilah Bandung lautan api juga muncul diharian suara merdeka pada tanggal 26 Maret 1946, dikarenakan Atje Bastaman yaitu seorang wartawan muda yang menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung disekitar Garut. Ketika itu datang ke Tasik Atje Bastaman memberi judul Bandung Lautan Api.

Peristiwa tersebut diawali oleh Pasukan Inggris yang datang ke Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945, kemudian mereka menuntut senjata api untuk diserahkan. Akan tetapi, warga Belanda yang baru dibebaskan melakukan hal yang mengganggu, akibatnya hal ini tidak bisa dihindari. Pada 21 November 1945 Badan Perjuangan melancarkan serangan kepada Inggris dibagian Utara, yaitu Hotel Homan dan Hotel Preanger yang menjadi markas.

Tiga hari kemudian, Kolonel MacDonald memberikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat untuk mengkosongkan Bandung Utara, termasuk tempat pasukan bersenjata.

A.H.Nasution Jenderal TRI (Tentara Republik Indonesia) dengan Sutan Syahrir di jalan Regentsweg yang sekarang dikenal dengan jalan Dewi Sartika Jakarta, menentukan strategi perang dan taktik untuk mempertahankan Bandung, dari serangan musuh setelah menerima ultimatum tersebut. Hal itu memberikan ide kepada Mayor Rukana untuk menjadikan Bandung lautan api, agar mencegah pasukan sekutu dan NICA (Netherland Indies Civil Administration) Belanda sebagai markas.

Untuk ini Indonesia merasa di manfaatkan dan mendorong TRI untuk membumihanguskan Bandung, pada Musyawarah Majlis Persatuan Perjuangan Priangan (Mp3) pada tanggal 23 Maret 1946, dan memerintahkan evakuasi kota Bandung agar tidak menjadi markas militer.

Pertempuran besar terjadi di Desa Dayeuhkolot sebelah selatan Bandung, terdapat gudang amunisi militer tentara sekutu. Pertempuranyang terjadi Mohammad Toha dan Moh Ramdan anggota milisi BRI (Barisan Rakyat Indonesia) berhasil menghancurkan gudang dengan dinamit.

Penulis : Mg_Aisyah
Editor : Enjat

Post Comment