Rampak Bedug: Alat Kesenian Ikonik Daerah Banten
Negara Indonesia memiliki berbagai macam ragam budaya dari Sabang sampai Merauke. Salah satu budaya yang masih terjaga dan terlestarikan disebut Rampak Bedug. Rampak Bedug merupakan kesenian tradisional yang berasal dari Pandeglang, Banten. Kesenian ini berupa alat musik dan penari yang mengiringinya. Rampak Bedug bisa ditemukan dalam berbagai acara, contohnya festival kesenian, perlombaan, dan lainnya.
Rampak Bedug sudah dikenal di berbagai daerah di luar Banten. Hal ini membuktikan bahwa kesenian ini tetap dilestarikan oleh masyarakat sebagai warisan untuk generasi mendatang.
Pada awalnya, Rampak Bedug berasal dari Ngadu Bedug yang dilaksanakan selama bulan Ramadan pada malam hari hingga waktu sahur tiba. Ngadu Bedug ini bertujuan untuk membangunkan orang saat sahur, menjalin erat tali silaturahmi, memeriahkan acara selama bulan Ramadan, serta dijadikan perlombaan antar kelompok.
Seiring berjalannya waktu, Ngadu Bedug yang awalnya hanya memainkan alat musik dengan saling berbalas antar kelompok dan dimainkan oleh laki-laki saja, dikembangkan dengan tambahan tari serta alunan musik oleh seniman daerah yaitu Haji Ilen.
Dikutip dari buku yang berjudul “Peta Kesenian dan Potensi Wisuda Edukatif” yang diterbitkan oleh Muhammadiyah University Press, seni Rampak Bedug mulai diperlombakan pada tahun 1970–1980. Haji Ilen, seorang tokoh masyarakat Pandeglang, menciptakan gaya baru dengan menambahkan elemen tarian. Hingga akhir tahun 2002, banyak kelompok pemain Rampak Bedug sudah ada.
Kesenian Rampak Bedug yang masih terus ada hingga kini haruslah tetap terjaga keutuhannya untuk dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi mendatang.
Pemerintah pun wajib ikut serta memberikan dukungan penuh terhadap kesenian Rampak Bedug, agar budaya di Indonesia tidak pudar oleh zaman atau teknologi yang berkembang.
Penulis: Mg_Indah
Editor: Naila
Post Comment